Perbedaan perempuan dan laki-laki juga dipaparkan Al-Qur'an secra gamblang melalui kisah kehidupan Maryam seperti termaktub dalam surah Ali Imran.
Kisah tersebut mesti diketahui khalayak perempuan karena secara khusus bercerita tentang perempuan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, nama istri 'Imran yang juga ibunda Maryam itu adalah Hanah bint Faqudza.
Muhammad Ibnu Ishaq menafsirkan beberapa ayat sebagai berikut. Istri 'Imran adalah perempuan mandul. Suatu hari, ia melihat seekor burung yang tengah memberi makan anaknya dengan paruh ---hal yang membuat dirinya ingin segera punya anak. Ia lantas berdoa kepada Allah agar dikaruniai seorang anak, dan Allah pun mengabulkannya. Setelah berhubungan dengan suaminya, Hanah pun mengandung.
Saat Hanah hamil, dia bernazar kalau anak yang berada dalam kandungannya kelak menjadi anak saleh, ikhlas beribadah dan tulus mengabdi di Baitul Maqdis. Ia lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada Engkau, anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karenanya, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui(Ali Imran[3]:35). Artinya, Allah Maha mMendengar doaku dan Maha Mengetahui niatku.
Dia sama sekali tidak tahu apakah bayi yang diperutnya itu laki-laki atau perempuan. "Maka tatkala istri 'Imran melahirkan anaknya, dia berdoa, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan."Ali Imran[3]:36). Artinya, keduanya tidaklah sama dalam hal kekuatan, keteguhan beribadah, dan ketulusan mengabdi di Baitul Maqdis
"Sesungguhnya aku menamai dia Maryam".(Ali Imran[3]:36). Ayat ini menjadi dalil bolehnya memberi nama bayi yang baru dilahirkan, sebagaimana ditunjukkan oleh makna literal ayat. pemberian nama pada jabang bayi yang baru dilahirkan merupakan kebiasaan generasi sebelum kita (Syar'u man qablana). Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Anakku lahir pada suatu malam dan aku menamainya dengan nama nenek-moyangku, Ibrahim". (HR Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Anas membawa anaknya kepada Rasulullah saw. Beliau lantas meneteskan air kurma ke mulut si bayi dan memberinya nama 'Abdullah."
Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan riwayat tentang seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, tadi malam istriku melahirkan seorang anak. Nama apa yang harus aku berikan padanya?" Beliau berkata, "Namakanlah anakmu, 'Abdurrahman'.
Diriwayatkan dari Qatadah, dari Hasan al-Basri, dari Samurah ibn Jandab, Rasulullah saw, bersabda, "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqah yang disembelih pada hari ketujuh kelahirannya sekaligus pemberian nama atasnya, dan pemotongan rambutnya. "Hadist ini diriwayatkan Imam Ahmad dan dinilai shahih oleh al-Tirmidzi.
Firman Allah, "Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk." (Ali Imran[3]:36). Ayat ini berisi penjelasan permohonan istri perlindungan kepada anaknya beserta keturunannya. Artinya, aku mohon perlindungan Allah bagi Maryam dan anaknya, yaitu "Isa as, dari godaan setan. Dan doa istri 'Imran ini benar-benar dikabulkan oleh Allah.
Bersambung...